Flash Coffee memperluas jejaknya di Indonesia dengan rencana pembukaan gerai baru di Jakarta dan Bandung, serta meluncurkan penawaran makanan dan minuman baru.
Jaringan kedai kopi ini mengungkapkan bahwa setiap gerai yang dibuka akan menawarkan ruang yang lebih luas dengan desain yang memungkinkan pelanggan menikmati kopi di tempat. Selain itu, mereka juga meluncurkan proses pemesanan digital yang lebih ramah pengguna melalui aplikasi milik mereka.
Setelah restrukturisasi tahun lalu, perusahaan menyatakan bahwa fokus utamanya kini adalah pada Indonesia dan waralaba merek ini di negara-negara lain, setelah menutup gerai Flash Coffee di pasar Asia lainnya dan menjual mereknya di Thailand sebagai waralaba.
Pendiri dan CEO Flash Coffee, David Bruinier, berterima kasih kepada basis pelanggan mereka dan mengatakan bahwa perusahaan “baru saja memulai” ekspansinya di Indonesia.
“Kami sekarang memperluas jejak kami di negara ini, dengan rencana untuk menambahkan banyak gerai baru ke dalam portofolio kami dalam 12 bulan ke depan,” tambahnya.
Jaringan kedai kopi ini kini mengoperasikan 67 gerai dan melaporkan peningkatan pendapatan per gerai lebih dari 50 persen sejak awal tahun ini, mencapai profitabilitas operasional.
Diluncurkan di Singapura pada tahun 2020, jaringan kedai kopi yang berbasis teknologi ini kini didukung oleh perusahaan modal ventura yang berbasis di New York, White Star Capital, sebagai pemegang saham terbesar setelah berhasil mengumpulkan dana sebesar US$50 juta dalam putaran pendanaan Seri B tahun lalu.
Jakob Angele, ketua eksekutif Flash Coffee dan mitra ventura di White Star Capital, mengatakan bahwa perusahaan senang dengan kesuksesan merek ini di Indonesia.
“Indonesia adalah salah satu pasar kopi yang paling menarik dan dinamis di dunia. Flash Coffee berada di posisi yang unik untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat akan kopi berkualitas tinggi,” pungkasnya.