Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, menawarkan potensi yang sangat besar bagi investor yang ingin menjelajahi pasar saham yang dinamis dan berkembang pesat.
Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa serta kelas menengah yang terus bertumbuh, potensi ekonomi Indonesia semakin mendapat sorotan dunia internasional.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menjadikannya salah satu pasar yang menarik bagi investor lokal maupun asing.
Namun demikian, bagi investor asing, memasuki pasar saham Indonesia memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai regulasi dan sistem keuangan yang berlaku di dalam negeri.
Berikut ini adalah panduan lengkap untuk membantu investor asing dalam melakukan perdagangan saham secara efektif di Indonesia — mulai dari membuka akun broker hingga memahami risiko pasar.
Mengapa Berinvestasi di Pasar Saham Indonesia?
Pasar saham Indonesia mengalami tren pertumbuhan yang positif, didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil dan partisipasi investor yang semakin meningkat.
BEI kini menjadi salah satu bursa terbesar di kawasan Asia Tenggara, dengan lebih dari 750 perusahaan tercatat pada tahun 2025.
Jumlah investor ritel juga menunjukkan lonjakan signifikan, dari 2,5 juta orang pada tahun 2019 menjadi lebih dari 8 juta pada 2025. Pertumbuhan ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan peningkatan jumlah investor tercepat di kawasan.
BEI juga dikenal tangguh di tengah gejolak global, dengan kinerja yang konsisten berada di peringkat sepuluh besar dunia dalam hal jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO). Bahkan, pada tahun yang sama, bursa mencatatkan frekuensi perdagangan harian tertinggi dalam sejarahnya.
Diversifikasi sektor yang luas — mulai dari barang konsumsi, perbankan, hingga sumber daya alam — semakin memperkuat daya tarik pasar saham Indonesia bagi investor asing.
Langkah 1: Memahami Dasar-dasar Pasar Saham Indonesia
Mata Uang Rupiah
Sebelum memulai investasi, penting untuk memahami mata uang lokal yaitu Rupiah Indonesia (IDR). Dalam sepuluh tahun terakhir, Rupiah telah mengalami depresiasi sebesar 60% terhadap Dolar AS. Saat ini, nilai tukarnya berkisar di angka 16.000 IDR per USD.
Meski depresiasi ini menjadi tantangan, hal tersebut juga menciptakan peluang bagi investor yang mampu mengelola risiko mata uang secara cermat.
Struktur Pasar
BEI terbentuk pada tahun 2007 dari penggabungan Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Kini, bursa ini menjadi satu-satunya tempat perdagangan saham, obligasi, dan derivatif di Indonesia.
Operasi BEI diawasi secara ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang bertugas menjamin transparansi dan keadilan dalam sistem perdagangan.
Langkah 2: Membuka Akun Broker
Untuk Warga Asing yang Tinggal di Indonesia
Bagi warga negara asing yang tinggal di Indonesia dan memiliki izin tinggal resmi (KITAS), membuka akun sekuritas di perusahaan broker lokal bisa dilakukan secara langsung.
Prosesnya meliputi pengisian dokumen, penandatanganan perjanjian, dan penyetoran dana ke akun investasi. Mayoritas broker kini telah menyediakan platform perdagangan online yang memudahkan pemantauan dan transaksi secara real-time.
Untuk Warga Asing Non-Residen
Jika Anda tinggal di luar Indonesia dan tidak memiliki KITAS, membuka akun di perusahaan sekuritas lokal menjadi lebih sulit.
Namun, Anda tetap bisa mengakses saham-saham Indonesia melalui broker internasional yang beroperasi di pusat keuangan Asia seperti Singapura atau Hong Kong. Beberapa dari mereka menyediakan akses ke BEI sehingga memungkinkan investor asing untuk berpartisipasi tanpa harus berada secara fisik di Indonesia.
Langkah 3: Pendanaan Akun Investasi
Setelah akun berhasil dibuka, langkah selanjutnya adalah mendanainya. Sebagian besar broker menerima setoran dalam mata uang Rupiah maupun mata uang asing utama.
Perlu diingat, ketika Anda membeli saham luar negeri, Anda juga secara tidak langsung bertaruh terhadap masa depan nilai tukar mata uang terkait — dalam hal ini, Rupiah Indonesia.
Karena itu, fluktuasi nilai tukar bisa sangat mempengaruhi hasil investasi Anda. Pantau tren valuta asing secara rutin dan pertimbangkan strategi lindung nilai (hedging) bila perlu.
Langkah 4: Memilih Saham di Indonesia
Pasar saham Indonesia menawarkan berbagai pilihan investasi, mulai dari perusahaan besar (blue-chip) hingga perusahaan kecil dengan pertumbuhan tinggi.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfungsi sebagai tolok ukur kinerja pasar secara keseluruhan. Untuk pemula, sektor-sektor mapan seperti perbankan, telekomunikasi, dan barang konsumsi bisa menjadi titik awal yang baik.
Indonesia juga kaya akan sumber daya alam, sehingga sektor pertambangan seringkali menjadi daya tarik utama bagi investor institusional.
Lakukan riset menyeluruh dan pastikan portofolio Anda terdiversifikasi dengan baik untuk menyeimbangkan risiko dan potensi keuntungan.
Langkah 5: Melakukan Transaksi Saham
Proses perdagangan saham di Indonesia pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan pasar lainnya. Setelah Anda memilih saham yang ingin dibeli, Anda dapat melakukan pemesanan langsung melalui platform broker.
Jenis-jenis pesanan yang umum meliputi market order, limit order, dan stop-loss. Pastikan Anda memahami cara kerja masing-masing jenis pesanan dan tetap disiplin dalam menjalankan strategi investasi.