Grup musik legendaris Radiohead secara resmi memulai tur Eropa 2025 mereka di Madrid, Spanyol, pada 4 November, menandai kembalinya mereka ke panggung setelah jeda tujuh tahun—jeda terpanjang dalam karir mereka. Pertunjukan pembuka ini langsung memberikan kesan luar biasa, tidak hanya karena kembalinya band, tetapi juga karena desain panggung yang radikal.
Band ini tampil di panggung bundar di tengah arena, dikelilingi oleh dinding layar video yang masif. Konsep visual ini menegaskan bahwa tur kali ini akan berbeda dari apa pun yang pernah dilakukan Radiohead sebelumnya.
Kejutan Setlist: Sikap ‘Mengamen’ dan Perayaan 30 Tahun ‘The Bends’
Sebelum tur dimulai, bassis Colin Greenwood menyatakan bahwa band telah melatih 70 lagu berbeda dengan “sikap mengamen” pada setlist mereka. Pernyataan ini terbukti benar. Malam pertama menampilkan 25 lagu, dan malam kedua secara drastis berbeda dengan memainkan 14 lagu yang tidak ada di malam pertama, dengan hanya sembilan lagu yang diulang.
Tanpa album baru untuk dipromosikan, Radiohead terlihat menikmati perjalanan melintasi diskografi mereka. Hal ini memberikan energi yang menarik dan tidak dapat diprediksi pada setiap pertunjukan, mirip dengan era “Stump the Band” dari Bruce Springsteen.
Secara khusus, perayaan 30 tahun album The Bends yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Meskipun peringatan resminya berlalu di bulan Maret tanpa rilis ulang, band ini membawakan “Fake Plastic Trees” yang megah di malam pertama, diikuti oleh “(Nice Dream),” “Planet Telex,” “Street Spirit (Fade Out),” dan “The Bends” di malam kedua. Kembalinya “(Nice Dream)”—yang belum pernah dimainkan sejak 2009—mengejutkan para penggemar.
Eksplorasi Album Klasik: ‘OK Computer’ dan ‘Hail to the Thief’
Selain The Bends, album OK Computer juga mendapat sorotan besar. Dalam dua malam pertama, band ini telah membawakan delapan dari 12 lagu di album tersebut, termasuk “Karma Police,” “Let Down,” dan “Paranoid Android.” Dengan “Climbing Up the Walls” yang terdaftar sebagai alternatif, penggemar berspekulasi bahwa band mungkin akan memainkan album tersebut secara keseluruhan, meskipun “Electioneering” belum tersentuh sejak 1998.
Hail to the Thief (2003) juga mendapat perhatian signifikan, dengan enam lagu dimainkan, termasuk “2 + 2 = 5” dan “Sit Down. Stand Up” (yang terakhir kali dimainkan tahun 2004). Fokus ini kemungkinan terkait dengan proyek Thom Yorke baru-baru ini pada produksi panggung Hamlet Hail to the Thief.
Perubahan Formasi dan Penyesuaian Panggung
Penggemar yang jeli melihat adanya sosok baru di set drum kedua. Dia adalah Chris Vatalaro, seorang musisi yang pernah tur bersama Imogen Heap. Vatalaro bergabung dengan drummer utama Phil Selway, bekerja secara mulus menggantikan drummer tur sebelumnya, Clive Deamer.
Sementara itu, desain panggung dengan layar video masif menjadi topik diskusi. Pada malam pertama, layar tersebut sering kali menghalangi pandangan, bergerak naik-turun dan terkadang menghalangi band. Namun, pada malam kedua, layar-layar tersebut diangkat lebih awal dan tetap di atas lebih lama, memberikan pengalaman visual yang jauh lebih baik bagi penonton.
Antisipasi Tur dan Potensi ‘Pablo Honey’
Dengan struktur tur yang unik—empat malam di lima kota Eropa—dan masih ada 31 lagu yang dilatih namun belum dimainkan, penggemar di Bologna, London, Kopenhagen, dan Berlin memiliki banyak hal untuk dinantikan. Pertanyaannya tetap: akankah Pablo Honey mendapat giliran? Meskipun “Creep” mungkin tidak diharapkan, lagu-lagu langka seperti “You” atau “Lurgee” bisa saja muncul, meskipun kemungkinannya kecil.
Sorotan Musik Lokal: Lirik dan Kunci Gitar ‘Hukum Rimba’ dari Marjinal
Beralih dari panggung internasional ke kancah musik dalam negeri, salah satu lagu yang tetap relevan dan populer adalah “Hukum Rimba” dari grup musik Marjinal. Lagu ini, yang diciptakan oleh Mike, dirilis pada 21 Januari 2016 dan dengan cepat menjadi salah satu karya paling ikonik dari Marjinal, dikenal luas karena liriknya yang tajam mengkritik keadilan sosial.
Berikut adalah lirik dan kunci gitar lengkap dari lagu tersebut.
(Intro) Am F C G Em Am F C G Em
(Verse I) Am F Hukum adalah lembah hitam C G Em Tak mencerminkan keadilan Am F Pengacara juri hakim jaksa C G Em Masih ternilai dengan angka uang Am F Hukum slalu dikuasai C G Em Oleh orang orang yang beruang Am F Hukum adalah permainan C G Em Tuk menjaga kekuasaan
(Reff) Am F Maling maling kecil dihakimi C G Maling maling besar dilindungi Am F Maling maling kecil dihakimi C G Em Maling maling besar dilindungi
(Verse II) Am F Hukum adalah komoditas C G Em Barangnya para tersangka Am F Ada uang kau kan dimenangkan C G Tak ada uang yaa say godbye Em (bye bye) Am F Di mana kah adanya keadilan C G Em Bila masih memandang golongan Am F Yang kuat selalu berkuasa C G Em Yang lemah makin merana..