Industri farmasi Amerika Serikat menghadapi dinamika baru setelah Presiden Donald Trump pada 25 September mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif sebesar 100% untuk produk farmasi impor bermerek dan yang dipatenkan, yang akan mulai berlaku pada 1 Oktober. Kebijakan ini dirancang untuk mendorong produksi farmasi di dalam negeri dan telah memicu berbagai respons dari perusahaan-perusahaan besar.
Respon Cepat Raksasa Farmasi
Kebijakan tarif ini memberikan pengecualian bagi perusahaan yang sedang membangun atau telah berkomitmen untuk mendirikan fasilitas manufaktur di Amerika Serikat. Beberapa pemain utama industri telah mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi atau merespons kebijakan ini. Di antara obat-obatan yang bahan aktifnya banyak bersumber dari luar AS adalah golongan GLP-1 untuk diabetes dan obesitas, serta obat-obatan untuk artritis.
Eli Lilly and Company, produsen obat populer Zepbound dan Mounjaro, telah mengumumkan pada 16 September, sebelum pengumuman resmi Trump, bahwa mereka akan membangun fasilitas senilai $5 miliar di dekat Richmond, Virginia. Pabrik ini akan menjadi fasilitas terintegrasi pertama perusahaan yang didedikasikan untuk bahan baku farmasi aktif (API) dan produk obat untuk platform biokonjugat dan portofolio antibodi monoklonal mereka.
Menyusul pengumuman tarif tersebut, AbbVie, yang memproduksi obat artritis Rinvoq dan Humira, melaporkan pada 29 September bahwa mereka memulai konstruksi pabrik API baru di North Chicago, Illinois. Sesuai dengan ketentuan kebijakan, baik Eli Lilly maupun AbbVie akan dibebaskan dari tarif 100% tersebut. Langkah ini menimbulkan pertanyaan apakah produsen obat lain akan mengikuti jejak mereka untuk menghindari tarif di masa depan. Sementara itu, Pfizer, produsen obat-obatan COVID-19 seperti Paxlovid dan Comirnaty, juga mendapatkan pengecualian tarif selama tiga tahun ke depan berkat kesepakatan terpisah dengan Trump.
Regeneron Tunjukkan Kekuatan di Tengah Dinamika Pasar
Di tengah perubahan lanskap industri ini, Regeneron Pharmaceuticals Inc. (NASDAQ:REGN) terus menunjukkan kekuatan portofolio penelitian dan pengembangannya. Pada 17 September 2025, perusahaan farmasi global yang dikenal dengan produk andalannya, injeksi EYLEA untuk gangguan retina parah, ini melaporkan serangkaian hasil positif dari beberapa uji coba tahap akhir.
Dalam uji coba COURAGE fase 2 untuk obesitas, kombinasi obat semaglutide dan trevogrumab menunjukkan hasil yang mengesankan. Kombinasi ini berhasil mengurangi massa lemak hingga 27,1%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan monoterapi semaglutide yang hanya mencapai 15,7%. Keunggulan lainnya adalah kombinasi ini mampu mempertahankan massa otot tanpa lemak secara signifikan lebih baik. Studi yang melibatkan 599 pasien ini mencatat penurunan berat badan secara keseluruhan berkisar antara 9,9% hingga 13,4% di seluruh kelompok perlakuan.
Selain itu, Regeneron mengumumkan kemajuan signifikan dalam uji coba Optima fase 3 untuk obat garetosmab yang ditujukan bagi pasien fibrodysplasia ossificans progressiva, sebuah penyakit langka yang menyebabkan pembentukan tulang di luar kerangka. Komite pemantau merekomendasikan crossover lebih awal setelah obat tersebut menunjukkan pengurangan lesi tulang baru sebesar 94% dibandingkan dengan plasebo. Berdasarkan hasil yang kuat ini, Regeneron berencana untuk memperluas pengujian fase 3 ke pasien anak-anak tahun depan dan menargetkan untuk mengajukan aplikasi regulasi AS untuk garetosmab pada akhir tahun 2025.
Potensi Dampak pada Apotek dan Pasien
Kebijakan tarif baru ini berpotensi menimbulkan dampak signifikan di tingkat akar rumput, terutama bagi apotek dan pasien. Brad Magg, salah satu pemilik Spring City Pharmacy di Colfax, Iowa, menyatakan bahwa apotek seperti miliknya tidak akan mampu menyerap kenaikan biaya obat yang mungkin terjadi akibat tarif.
“Dalam bisnis di mana sebagian besar margin kami sudah negatif, kami tidak punya banyak ruang untuk menanggungnya,” kata Magg. “Sayangnya, biaya-biaya semacam itu pada akhirnya akan dibebankan kepada pasien.”
Ia menambahkan bahwa tarif ini semakin menambah tekanan pada sistem layanan kesehatan AS yang sudah kompleks dan mahal. “Ini menambah stres bagi seluruh industri,” ujarnya. “Biaya perawatan medis untuk semua orang selalu menjadi perhatian di Amerika Serikat, dan kami memiliki sistem perawatan yang sangat mahal. Ini adalah upaya untuk mengendalikan biaya tersebut sambil tetap menjaga kualitas layanan.”