Penurunan Nilai Transaksi Bruto Gojek Terjadi, Namun Pendapatan Mitra Meningkat
Jakarta, 15 Agustus 2023 – Gojek, platform layanan berbagi tumpangan dan pesan-antar makanan, melaporkan penurunan nilai transaksi bruto (GTV) sebesar 7% secara tahunan. Meskipun demikian, pendapatan mitra pengemudi taksi dan ojek online (ojol) mengalami peningkatan, terutama jika menghitung sejak sebelum pandemi corona.
Data kinerja keuangan Gojek selama Semester I menunjukkan beberapa angka penting. Pendapatan bruto mengalami peningkatan sebesar 8%, dari Rp 5,5 triliun menjadi Rp 5,9 triliun. Namun, nilai GTV mengalami penurunan sebesar 7%, dari Rp 28,9 triliun menjadi Rp 27 triliun. Lebih lanjut, margin kontribusi juga membaik, berubah dari negatif Rp 1,3 triliun menjadi positif Rp 1,14 triliun. Laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan bahkan mengalami peningkatan signifikan sebesar 87%, dari posisi negatif Rp 3,1 triliun menjadi minus Rp 410 miliar.
Hasil ini menghitung layanan-layanan yang disediakan oleh Gojek, seperti layanan berbagi tumpangan (ojol) GoRide, taksi online GoCar, serta layanan pesan-antar makanan GoFood dan pengiriman GoSend. Selain itu, nilai GTV secara kuartalan juga mengalami penurunan sebesar 8,6%. “Penurunan ini disebabkan oleh rasionalisasi insentif kepada konsumen yang menguntungkan,” ungkap pernyataan Gojek dalam laporan keuangannya.
Faktor lain yang memengaruhi penurunan ini adalah tingginya jumlah hari libur umum di Indonesia selama kuartal II atau periode April hingga Juni. Hal ini berdampak pada layanan mobilitas dan pesan-antar makanan yang ditawarkan oleh Gojek.
Untuk mengatasi situasi ini, Gojek telah melakukan pengurangan anggaran insentif dan pemasaran produk, termasuk memberikan diskon sebesar 35% selama kuartal II. Langkah ini berhasil menghemat hingga Rp 1 triliun dalam tiga bulan.
Meskipun transaksi Gojek mengalami penurunan, pendapatan mitra ojol mengalami peningkatan sebesar 65%. Riset yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menemukan bahwa hal ini terjadi sejak sebelum pandemi corona.
Dalam risetnya, LD FEB UI melakukan survei terhadap 2.520 responden di berbagai kota seperti Bandung, Denpasar, Jabodetabek, Makassar, Medan, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta. Responden ini terdiri dari 840 mitra pengemudi taksi online, driver ojol, dan pengusaha kuliner GoFood di setiap kota tersebut.
Hasil riset menunjukkan bahwa penghasilan mitra pengemudi ojol, taksi online, dan merchant GoFood mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat diatribusikan kepada fleksibilitas waktu yang ditawarkan oleh platform Gojek kepada mitra-mitra ini, yang pada akhirnya membuka peluang lebih besar untuk meningkatkan pendapatan.
Dengan berbagai perubahan strategi dan adaptasi terhadap kondisi pasar, Gojek terus berupaya mengoptimalkan performanya dalam menjaga keseimbangan antara transaksi dan pendapatan mitra. Meskipun tantangan masih ada, platform ini tetap berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada konsumen dan mitra mereka.