Para penggemar film di era modern semakin dimudahkan dengan teknologi. Aktivitas membeli tiket bioskop tidak lagi mengharuskan seseorang datang dan mengantri panjang di lokasi pemutaran. Berkat maraknya layanan pembelian daring, baik melalui situs web resmi jaringan bioskop maupun aplikasi e-commerce, tiket kini bisa diamankan dari mana saja dan kapan saja, asalkan perangkat terhubung ke internet yang stabil.
Beragam Platform Pembelian Tiket Digital
Jaringan bioskop Cinema XXI, misalnya, menawarkan dua jalur digital utama bagi pelanggannya. Cara pertama adalah melalui aplikasi m.tix. Pengguna hanya perlu mengunduh aplikasi, melakukan login (atau mendaftar jika belum memiliki akun), lalu langsung mencari film yang diinginkan. Setelah memilih tanggal, jam tayang, dan jumlah tiket, pengguna dapat memilih kursi pada denah yang tersedia dan mengonfirmasi pesanan. Proses pembayaran dilanjutkan sesuai instruksi hingga selesai, dan email konfirmasi akan segera dikirim.
Selain aplikasi, pembelian juga bisa dilakukan melalui situs web resmi mereka. Pengguna dapat mengakses laman 21cineplex.com atau langsung ke mtix.21cineplex.com. Prosesnya serupa, memerlukan login akun m.tix, memilih prioritas pembelian (berdasarkan film atau lokasi), menentukan jadwal, dan memilih kursi sebelum melanjutkan ke pembayaran.
Opsi dari Pihak Ketiga dan Super-App
Alternatif populer lainnya datang dari aplikasi pihak ketiga seperti TIX.ID. Melalui aplikasi ini, setelah memilih lokasi dan film, pengguna memilih bangku yang diinginkan dan akan melihat “Ringkasan Order” berisi total harga. Pembayaran utamanya menggunakan DANA. Namun, ada catatan penting: untuk tiket XXI, TIX.ID menerima pembayaran via saldo DANA dan Kartu Debit/Kredit Visa/MasterCard yang tersimpan di akun DANA. Sedangkan untuk tiket CGV dan Cinepolis, saat ini pembayaran hanya dapat dilakukan menggunakan saldo DANA.
Layanan super-app seperti Gojek juga tidak ketinggalan melalui fitur GoTix. Pengguna cukup membuka aplikasi Gojek, memilih GoTix, lalu menentukan kota, film, dan jadwal. Setelah memilih kursi, pembayaran dapat diselesaikan dengan mudah menggunakan PIN GoPay. Raksasa e-commerce Shopee pun menyediakan layanan serupa; di menu “Pulsa, Tagihan & Hiburan”, pengguna bisa memilih “Bioskop”, menentukan film dan lokasi, memilih kursi, melengkapi info kontak, dan membayar. E-tiket dengan kode booking akan tersedia di halaman “Rincian Pesanan” untuk ditukarkan di bioskop.
Daya Hidup Kutipan Film Ikonis
Kemudahan akses menonton film ini tentu meningkatkan frekuensi dan kenyamanan dalam menikmati sinema. Namun, di tengah gempuran film-film baru yang mudah diakses, muncul sebuah pertanyaan menarik: Apakah film-film modern masih menghasilkan dialog-dialog ikonik yang mampu melekat dalam percakapan sehari-hari, seperti halnya film-film klasik?
Diskusi ini diangkat oleh para pengamat film. Faktanya, banyak orang mungkin sangat akrab dengan kutipan dari “When Harry Met Sally,” “The Godfather,” atau “Taxi Driver” bahkan tanpa pernah menonton filmnya secara utuh. Dialog-dialog legendaris ini telah meresap ke dalam budaya populer, sering terdengar di acara TV, iklan, atau bahkan dalam obrolan keluarga dan teman.
Kutipan Lintas Generasi
Marc Rivers, seorang produser, bahkan membagi kutipan ikonik menjadi dua kategori: yang terkenal di kalangan penggemar berat film (film buffs) dan yang terkenal di kalangan semua orang. Ia mencontohkan beberapa dialog yang paling dikenal, seperti saat Al Pacino sebagai Tony Montana di “Scarface” meneriakkan, “Say hello to my little friend,” atau ucapan dingin Arnold Schwarzenegger di “The Terminator,” “I’ll be back.”
Contoh yang lebih lawas adalah “I’m walking here!” dari Dustin Hoffman di “Midnight Cowboy” (1969), sebuah dialog yang sering ditiru banyak orang—terkadang tanpa tahu sumber aslinya. Tentu saja, daftar ini sangat panjang, mencakup “May the Force be with you” (Star Wars) hingga “Go ahead, make my day” (Clint Eastwood). Editor Barrie Hardymon menambahkan favoritnya, “As if!” dari “Clueless,” dan kutipan Bette Davis dari “All About Eve”: “Fasten your seat belts. It’s going to be a bumpy night.” Hardymon juga menegaskan bahwa hampir setiap baris dialog dalam “The Godfather” terasa sangat berkesan dan ingin diucapkan kembali.
Kutipan tak lekang waktu memang bukan hanya milik film era tertentu. “Gone With The Wind” (1939) menyumbangkan “Frankly, my dear, I don’t give a d***,” dan “The Wizard of Oz” memiliki “There’s no place like home.”
Lahir dari Naskah atau Improvisasi?
Menariknya, sebuah pertanyaan lanjutan muncul mengenai asal-usul dialog tersebut: apakah direncanakan oleh penulis naskah, atau lahir secara organik di lokasi syuting? Kenyataannya, banyak dialog paling terkenal justru merupakan hasil improvisasi.
Dialog “You talking to me?” yang sangat ikonik dari Robert De Niro di “Taxi Driver” adalah murni improvisasi. Naskah aslinya dari Paul Schrader hanya mencantumkan instruksi bahwa karakter Travis Bickle “berbicara di depan cermin.” Begitu pula dengan Mae West, yang kabarnya menulis dan mengimprovisasi sebagian besar dialognya sendiri. Contoh lain adalah “You’re going to need a bigger boat” dari Roy Scheider di “Jaws,” yang ia ucapkan secara spontan saat pertama kali melihat hiu. Bahkan, baris penutup klasik dari film “Some Like It Hot” juga merupakan hasil kebetulan yang tidak direncanakan.