Tahun 2023 genap 70 tahun program beasiswa Australia atau Australia Awards di Indonesia. Program ini sudah menelurkan 200 ribuan alumni dan menerima 20 ribu pendaftaran per tahun.
“Saat ini Australia memiliki lebih dari 200.000 alumni di Indonesia, termasuk para pemimpin senior di pemerintahan dan bisnis,” tutur Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams.
Hal itu disampaikan Williams dalam peluncuran kampanye 70 Tahun Beasiswa Australia di Indonesia di Piazza, Gandaria City, Jakarta, Jumat (3/3/2023).
Williams menambahkan para alumni Australia Awards yang kini berkiprah di berbagai bidang itu berperan penting sebagai jembatan penghubung kedua negara, Australia-Indonesia. Para alumni ini membantu masyarakat Indonesia memahami Australia pun sebaliknya.
“Saya pernah belajar di sini (Indonesia), waktu SMA dulu sekali dan menjadi alumni dalam konteks yang sebaliknya. Pengalamannya itu benar-benar penting dalam kehidupan saya dan perkembangan karir saya,” imbuh dia.
Dari pengalamannya sekolah di Indonesia dulu, Williams pun merasakan menjalin hubungan seumur hidup dengan teman-temannya di Indonesia. Hal yang sama, dia percaya, juga dirasakan oleh para alumni Australia Awards.
Selain konsisten mengevaluasi beasiswa Australia Awards ini, tidak semata beasiswa tapi juga pengembangan skill, juga memelihara hubungan baik dengan semua jaringan alumni Australia Awards.
“Saya senang sekali dapat melihat semuanya di sini,” ujarnya di event yang dihadiri para alumni Australia Awards.
Australia Awards pun meluncurkan logo baru menandai perayaan 70 tahun Australia Awards, yang tadinya berlambangkan hewan kanguru dan burung emu, menjadi burung garuda dan kanguru.
“Mempererat hubungan kedua negara,” komentar Williams soal logo 70 tahun Australia Awards.
Sementara salah satu alumni Australia Awards, Fahd Pahdepie mengatakan jaringan alumni ini bisa berkolaborasi nyata ikut membangun Indonesia.
“Koneksi di berbagai alumni untuk bukan hanya untuk mengembankan karir pribadi tapi juga jadi jaringan yang bisa membantu satu sama lain lintas sektor. Ada yang berkiprah di pemerintahan, bisnis, kebudayaan punya saling keterkaitan sehingga bisa berkolaborasi nyata di berbagai sektor ikut membaangun Indonesia karena bangun jaringan dengan koneksi dengan teman-teman di Australia, sesama alumni Australia saling berkolaborasi apalagi jika menjadi pemimpin di negara masing-masing,” tutur Fahd yang mengambil master dalam Hubungan Internasional Monash University ini.
Ditambahkan alumni Australia Awards lain, Valerina Daniel, beasiswa ini menurutnya berbeda dengan program beasiswa lainnya.
“Kita tak hanya berkesempatan belajar sisi edukasi tapi dikembangkan misalnya dari sisi karir, saya sempat bekerja di ABC TV. Buat saya beasiswa ini punya nilai tambah tersendiri dibanding beasiswa lainnya,” ujar jurnalis televisi yang mengambil master di bidang Komunikasi dan Media Monash University ini.
Australia Awards yang bermula pada beasiswa Colombo Plan Indonesia tahun 1963 lalu kini telah menerima 20 ribu pendaftaran per tahun. Salah satu penerima pertama beasiswa Colombo Plan ini adalah mantan Wakil Presiden Indonesia Boediono. Boediono saat itu berkesempatan untuk belajar di University of Western Australia.