Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) tengah melaksanakan Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo. Pembangunan tol tersebut untuk meningkatkan konektivitas dan mengurai kemacetan di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan tol tersebut merupakan proyek superprioritas untuk meningkatkan konektivitas kawasan segitiga emas Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang). Hal ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi regional Jawa Tengah dan Yogyakarta, mengingat Pulau Jawa merupakan pulau dengan kontribusi PDB terbesar di tanah air.
“Tol ini sangat ditunggu masyarakat karena lebih dari 25 ribu kendaraan lewat Solo-Jogja setiap harinya, sehingga sudah crowded, bahkan di periode tertentu sangat macet. Segera kita selesaikan supaya lalu lintasnya lebih lancar lagi,” kata Menteri Basuki dikutip dari situs BPJT Kementerian PUPR, Rabu (1/3/2023).
Sebagai informasi, jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo terbentang sepanjang 96,57 km. Tol ini terdiri dari 3 seksi, yakni seksi 1 paket 1.1 ruas Kartasura-Klaten 22,3 km dan seksi 1 paket 1.2 ruas Klaten-Purwomartani 20,08 km.
Lalu ada seksi 2 paket 2.1 ruas Purwomartani-Monjali 9,43 km dan seksi 2 paket 2.2 ruas Monjali-Gamping 14 km. Selanjutnya, seksi 3 paket 3.1 ruas Gamping-Wates 17,45 km dan seksi 3 paket 3.2 ruas Wates-Purworejo 13,32 km. Saat ini tengah dilakukan pembebasan lahan dan pekerjaan konstruksi pada seksi 1.
“Pembebasan lahan sampai Klaten sudah 94,06%, akan diselesaikan pada akhir triwulan pertama 2023. Kalau tanahnya selesai, maka progres fisiknya insyaallah Desember 2023 selesai,” ujar Basuki.
Seksi 1 tepatnya sekitar 6 km dari interchange Kartasura ke arah Klaten ditargetkan dapat fungsional sebagai jalur Lebaran 2023. Pembukaan jalan fungsional ini untuk memecah kemacetan yang sering terjadi di Kartasura selama Lebaran.